Jumat, 09 Juli 2010

bunga dan ilalang

okey,, saya punya janji pada diri sendiri , menulis untuk teman lama,,
hahaha, sangat lama, teman saya dari SMP
namanya sebut saja bunga

tumben sekali dia mau saya ajak berburu baju murah di senen
janjian jam 10 pagi, kami berangkat....

singkat cerita,,,

setting ; kedai mie ayam - senen

ditengah obrolan ringan saya dengannya, sambil menyeruput segelas teh hangat manis,
bunga berkata :

"sebenernya gw seneng banget, lo ngajak gw pergi-pergi"
raut wajahnya penuh keseriusan,

"emang, kenapa?"

"kalo gw cerita lo jangan bilang siapa-siapa yah"...

"oh,,, okey, kenapa?" - dan sekarang gw nulis itu di blog gw, hahahaha *okey cukup

"iya, gw putus, sama (sebut saja namanya ilalang) ilalang"

"haaahh?, lo putus?"
seingat saya, bunga dan ilalang sudah bersama sejak lama
ilalang yang dulu selalu menemani bunga, berjanji setia
"kok bisa???"
"iya, gis, dia punya pacar baru (sebut saja namanya kerbau)"

"pacar baru"? tanyaku
"tau dari mana?"

bunga mengaduk-ngaduk makanannya,
"jadi kerbau itu teman satu kantor ilalang" jawabnya sendu
"gw denger dari temen-temen kantornya, kalau mereka deket banget"

"tapi lo pernah nanya gag sama ilalang?" tanyaku serius


"pernah,,, trus dia diam aja"
matanya berkaca-kaca

ilalang berubah,
ternyata ilalang tidak seperti merpati, karena merpati tidak pernah ingkar janji
dan ilalang sekarang se-padang dengan kerbau
mungkin benar kata orang, cinta datang karna telah terbiasa
terbiasa se-padang, kerbau - ilalang


teman-ku itu melanjutkan ceritanya,
tentang, dirinya yang tak berdaya,
mengingatkan-ku pada sebuah film hollywood
berkisah tentang seorang wanita yang ditinggal kekasihnya
menderita sendiri

begitupun dengan bunga, seperti sedang musim gugur saja
layu, bukan layu dimakan usia,
tapi karena, karena cinta,
menyerang dari dalam dan tak ada penawarnya,

"kok mie lo gag diabisin itu"? tanyaku

kembali dia aduk makanannya, mencampurkan berbagai macam pelengkap bumbu
garam, lada,
mungkin indra pengecapnya agak mati rasa
ya, mati rasa seperti hatinya
atau pikirannya yang sedang melayang
diantara pelukan kerbau dan ilalang

"nggak, bisa gis, gw klo makan sekarang dikit banget"
"kadang sehari cuma makan beberapa suap"
"sekarang gw kalo diem sendiri, nangis terus bawaannya"

putus cinta seperti apa yang dialami temanku ini?
sesakit-sakitnya hatiku, tidak pernah lidahku kelu untuk sesuap nasi
aku memang menangis saat "penyakit" itu menyerangku
sebab tubuh dan jiwa sesak,
dan buruknya, tidak tahu apa yang harus dilakukan,

tapi tidak seperti ini,,, tidak seperti bunga,
kalau terjadi padaku, sungguh aku langsung gugur, tidak melalui fase layu,

mungkin karena bunga adalah bunga baja,
hingga dia tidak langsung gugur saat karat mengerogotinya,

kami bercerita sampai sore,
masukan-masukan basi kuberikan padanya

JANGAN PERNAH TERLIHAT SEDIH DIDEPANNYA
KARENA ITU HANYA MEMBUATNYA MERASA MENANG!!!

kami berburu baju murah,
kami tertawa, hanya itu yang bisa kuberikan untuk bunga,
aku tidak bisa menghilangkan sakit hatimu,
aku hanya bisa membuatmu sejenak melupakannya,

ps;
aku pernah melihat sahabat lamaku menulis;
saat kekasihmu pergi meninggalkanmu, seharusnya bukan kamu yang bersedih, tetapi dia, karena dia kehilangan orang yang sangat mencintainya, sedang kamu tidak.

2 komentar: